Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Solusi Pemanasan Global
A. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering juga disebut
global warming adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan
bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan
Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga
menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami
musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
B. Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global ini terjadi
karena beberapa hal berikut:
1. Boros Listrik
Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan
tentu prilaku manusia bijak. Semua orang menginginkan hal tersebut bisa di
lakukan oleh setiap individu. Tapi, ternyata untuk hemat dalam penggunaan
listrik bukanlah pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal
ini sebagai penyumbang pemanasan global terjadi. Himbaun atau kampanye
hemat listrik (save energy) sudah banyak di lakukan, tapi tetap saja banyak
rumah yang boros dalam pemakaian listrik.
2. Halaman Rumah tanpa pepohonan
Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara
menjadi sejuk dan menetralkan suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon
(tumbuhan) bisa mengatasi suhu panas yang tinggi. Jika memang benar demikian,
maka selayaknya setiap rumah mau menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal
ini juga tidak dilakukan oleh banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang
lebih memilih membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau
setiap pekarangan atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang
namanya pemanasan global itu terjadi.
3. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi
berasal dari Matahari. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah
menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian
panas dan memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini berwujud
radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca
antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu
rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana
gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di
atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Salah satu dari banyaknya pemanasan global
terjadi karena model rumah atau gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari
rumah kaca memantulkan cahaya ke udara, bukan menyerap sinar matahari. Jika
satu atau dua rumah saja maka tidak terlalu berdampak. Namun yang terjadi bukan
saja rumah, gedung -gedung pencakar langit pun memakai konsep bangunan kaca.
Jika yang terjadi demikian, maka pemanasan global adalah “prestasi” yang di
hasilkan dari banyak rumah dan gedung yang bermodelkan kaca.
4. Bahan Bakan Kenderaan
Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi
kesehatan manusia, juga bisa memberikan bertambahnya pemasanasan global dari
polusi udara yang di hasilkan. Kita ketahui, jumlah kendaraan terus
bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna sepeda motor dari tahun ketahun
terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan pengendara mobil tidak mau
kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama tidak di musnahkan atau tetap
di biarkan beredar.
5. Polusi asap dari industri Pabrik
Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi
rakyat Indonesia, maka banyak pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak
lain dan tidak bukan untuk mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan
penghasilan dengan bekerja.
Jika pernyataan di atas benar, maka wajar jika
kita mendapatkannya, ya mendapatkan rasa panasnya bumi karena banyak polusi
asap dari pabrik industri. Ini memang dilema, di satu sisi untuk kepentingan
rakyat, tapi di sisi lain mengorbankan eksistensi bumi.
6. Pembakaran Hutan dan ilegal loging
Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan
Indonesia? Dan sudah berapa berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal
loging? Sumber mangatakan bahwa sekitar 50 % pemanasan global disebabkan
oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan oleh penggunaan bahan bakarfosil dan
kerusakan/pembakaran hutan.
Hutan banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya
banjir, hutan juga bisa mereduksi suhu panas bumi yang cendrung
meningkat. Tapi apa yang terjadi jika hutan sebagai warisan nenek moyang
di bakar dan di tebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab?
Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging,
peran pemerintah harus serius dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi
dan terus terjadi beberapa bulan lalu di provinsi Riau.
7. Usia
Bumi Yang sudah tua
Planet bumi yang sudah mencapai usia 4,6
miliar tahun menjadi penyebab juga. Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia
jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang mudah menyerang. Begitu juga bumi.
Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah pemanasan global dan hujan asam
serta banyak lagi yang lain.
Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena
bumi sudah tua, lalu pemasanan global tidak bisa di atasi? Jika ada solusi,
bagaimana cara mengatasi pemanasan global yang terjadi ? Anda bisa baca di sini
untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.
8. Bocornya lapisan ozon
Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung
sampai kebumi, karena ada laipsan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu.
Hal itu jika memang lapisan ozon memang masih normal. Yang terjadi sekarang ini
adalah lapisan ozon sudah menipis bahkan ada yang bilang sudah bocor.
Sebuah sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan
pemantauan menggunakan instrumen Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada
satelit Nimbus 7 dan Meteor 3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang
yang dikenal sebagai lubang ozon di kedua kutub
9. Minimnya
ruang terbuka hijau
Pakar tata kota dari Universitas Trisakti,
Jakarta, Nirwono Yoga, menilai sejauh ini belum ada lonjakan persentase yang
berarti terhadap jumlah ruang terbuka hijau (RTH) yang ada di Jakarta,
sebagaimana di lansir dari media online _http://koran-jakarta.com.
Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim
untuk membangun ruang terbuka hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali
kita menemukannya. Walau sekarang ada beberapa kota seperti Bandung dan
Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka hal itu bisa di jadikan contoh bagi
kota-kota lain.
10. Jumlah kendaraan
terus bertambah
Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini
harus mendapat sikap dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan dalam
kendaraan bermotor. Misal dengan keluarnya kendaraan terbaru, maka kendaraan
tahun lama bisa di cabut atau di daur ulang atau apalah. Yang
penting jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan malah bertambah.
Terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor
bertambah, namun tidak di barengi dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan
hanya polusi udara yang berdampak kepada pemanasan global terjadi, kemacetan
pun selalu menghiasi jalan.
Demikianlah beberapa hal yang menjadi 10 Penyebab
dari Pemanasan Global (Global Warming). Mungin masih banyak lagi penyebabnya.
Jika pembaca mempunyai pendapat lain, silahkan tulis di kolom komentar.
11.
Efek
Umpan Balik
Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global.
Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air
sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap
air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh
akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air
absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak
secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya
kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global
meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus
meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan
lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan
CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang
berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas
CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan
berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat
nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada
fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
12. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20,
penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk
kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida
sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah
pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air
minum kita.
13. Penggunaan CFC yang tidak
terkontrol
CFC adalah Cloro Four Carbon adalah
penyebab pemanasan global yang sifatnya masih bisa ditangani, CFC merupakan
bahan kimia yang digabungkan menjadi sebuah bahan lalu digunakan sebagai
memproduksi peralatan rumah tangga. CFC biasanya terdapat pada kulkas dan AC
yang menimbulkan pemanasan global.
C. Dampak Pemanasan Global
Di bawah ini adalah beberapa
dampak dari pemanasan global:
1.
Kekeringan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok
ahli iklim Inggris menemukan bahwa pemanasan global akan mengakibatkan
kekeringan besar dalam 100 tahun ke depan. Skala kekeringan begitu besar
hingga mencakup setengah dari total lahan yang kita miliki saat
ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase
global daerah kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan
tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi
dunia.
2. Wabah
Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi
sejumlah penyakit. Berbagai virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada
suhu dingin. Namun, dengan kenaikan suhu akibat perubahan iklim, virus
yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim tropis kemudian menyebar ke
daerah lain. Korea Institite of Health and Social Affairs (KIHASA)
menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan
kenaikan 6 persen dalam penyebaran penyakit.
3. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir
tampaknya berlawanan dengan logika. Namun kenyataannya perubahan iklim
menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir
kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa berbagai belahan
dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan
bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini.
4. Pencairan
es di kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di
Kutub Utara dan daerah Antartika (Kutub Selatan). Suhu di daerah ini telah
meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es di kutub memiliki peran
penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika es mencair, pulau-pulau
yang berada di bawah permukaan laut akan terancam bahaya. Kota-kota
seperti Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan
terpapar risiko tertinggi dalam skenario seperti itu.
Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan
lautan juga akan menghangat, hal ini menyebabkan volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di
kutub, terutama sekitar Greenland.
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat
berpengaruh pada kehidupan di daerah pantai. Beberapa daerah akan tenggelam.
Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Bahkan sedikit saja
kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada ekosistem pantai,
contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.
5. Kabut
asap (smog)
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan
membuat konsentrasi kabut asap di atmosfer mengalami
peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan
penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang
tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.
6. Kebakaran
hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk
memastikan apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan
intensitas kebakaran hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan
ekosistem dan infrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon
dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya
memperparah pemanasan global (global warming).
7.
Iklim
Mulai Tidak Stabil
Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan
Bumi Utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini
berakibat akan mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan
lebih sedikit es yang terapung di perairan tersebut. . Daerah-daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan,
secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari
tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan
badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi
lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang
sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan
lebih ekstrim.
8.
Gangguan
Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
9.
Kenaikan Permukaan Laut
Perubahan tinggi permukaan laut akan
memengaruhi kehidupan di pantai. Dampak Kenaikan Permukaan laut adalah sebagai
berikut..
- Jika kenaikan permukaan air
laut sekitar 100 cm, maka wilayah Belanda akan tenggelam 6%, banglade
17,5%, dan banyak pula-pulau yang hilang. di Indonesia akan banyak pulau
yang akan tenggelam sekitar 405.000 hektar daratan indonesia tenggelam di
garis pantai 81.000 kilometer.
- Jika mencapai muara sungai,
akan terjadi banjir akibat air pasang di daratan
- Pengaruh kenaikan air laut akan
cepat terlihat dari ekosistem pantai. Daerah rawa-rawa pantai semakin
meluas.
10.
Menurunnya Hasil Pertanian
Pemanasan global berdampak pada pertanian.
Banyak produk pertanian, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, yang
bergantung pada musim dan iklim. Dampak perubahan iklim akibat pemanasan global
terhadap ketahanan pangan, antara lain sebagai berikut...
- Kekeringan di wilayah pertanian
yang mengakibatkan tanaman pertanian rusak
- Banjir di wilayah pertanian
akan merendam tanaman pertanian yang mengakibatkan gagal panen.
- Kerawanan pangan akan meningkat
di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir
- Tanaman pangan dan hutan dapat
mengalami serangan hama dan penyakit yang meningkat populasinya akibat
perubahan iklim
11.
Pengaruh Terhadap dan Tumbuhan
Selain,
manusia, hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang akan terkena dampak
pemanasan global. Hewan dan tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi akan punah.
Kepunahan spesies organisme akan mengurangi keanekaragaman hayati. Jika banyak
organisme yang punah, ekosistem menjadi tidak stabil. Gejala-gejala kepunahan
yang dapat diamati saat ini, antara lain adalah sebagai berikut..
- Populasi penguin di daerah
antartika menurun sekitar 30% dalam 25 tahun terakhir karena berkurangnya
habitat
- Populasi beruang kutub di kutub
utara menurun karena kesulitan mendapatkan makanan akibat berkurangnya
lapisan es.
- Berkurangnya koral di ekosistem
laut akibat meningkatnya keasaman air laut. Air laut menjadi asam jika
banyak karbon dioksida yang terlarut. Meningkatnya keasaman air laut
menurunkan jumlah ion karbonat yang menyusun koral
- Berkurangnya luas hutan
mangrove sehingga mengganggu kehidupan di daerah pesisir pantai karena
gelombang pasang dan banjir sering terjadi, serta sulitnya ketersediaan
air bersih.
D. Solusi Mengurangi Pemanasan Global
Berikut ini adalah solusi
dari pemanasan global:
1. Program
menanam pohon
Apakah selama ini gerakan menanam pohon sudah di
lakukan? Saya pikir sudah, kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat
dan daerah, perusahaan besar pun sudah mengalokasikan dana Corporate
Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam pohon. Tidak sampai
di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar menggalakan
menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk di
tanam setiap rumah. Tapi saya tetap sepakat bahwa menanam pohon adalah
satu cara untuk mencegah pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi
dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6
kg CO2 per tahunnya.1 Jadi, dalam waktu 40 tahun, pohon dapat menyerap 240 kg
CO2. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan
hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon
menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon
yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke
atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda.
Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan
hujan seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan
merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat
menyelamatkan 1 akre pohon per tahunnya.
2. Jadilah vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan
membutuhkan banyak air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan
penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan mereka.1 Food and
Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging menyumbang 18%
pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia
(13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”,2 2006
dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali
lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).
Selain itu, United Nations Environment Programme
(UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan
daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet
vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2.3 Saat ini, jumlah penduduk
dunia sekitar 6,7 miliar orang. Bila 5 miliar orang di antaranya adalah pemakan
daging, coba Anda hitung berapa CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya? Luar
biasa, bukan? Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan
Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra
Pachauri, menganjurkan orang untuk berhenti makan daging untuk mengerem
pemanasan global.
3. Cerdas dalam
berkendara
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini.
Budaya berkendara dengan cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada
tempat parkir khusus sepeda yang di tata dengan rapi. Ya, banyak
negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke kantor atau ke
sekolah. Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya,
tapi belum mendapat respon yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah
membuat jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara
dengan cerdas, hal ini bisa mengurangi pemanasan global yang timbul karena
kendaraan bermotor yang kita naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka
langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang
bisa di tempuh dengan berjalan kaki, maka itu lebih baik di lakukan dengan
jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama – sama kita ketahui bahwa sebab
pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor. Cobalah
untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi
bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang
menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang
dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak
terburu waktu, Anda bisa memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC,
bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
4.
Kurangi
Bangunan Rumah Kaca
Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas
bisa meningkat beberapa derajat celcius. Oleh sebab itu, harus di
kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas tentang pembangunan
gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida bisa).
Lalu apakah sudah ada kebijakan pemerintah
tentang pengurangan pembangunan gedung atau rumah kaca? Untuk hal in saya tidak
ada mendapatkan, kalau pun ada seperti Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya
formalitas saja. Ini terbukti dengan terus dan terus tumbuh gedung-gedung di
bangun.
Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa
pemerintah memberikan denda kepada pengembang properti (developer) yang
membangun rumah tanpa menganalisa tentang dampak lingkungan dalam proyek mereka.
5. Hemat Listrik
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu
panas. Jika demikian alangkah bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti
di rumah, ketika siang hari mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi.
Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh
peorangan saja. Sangat disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang
menyala di siang hari. Dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi
masyarakat. Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri,
keluarga, tetangga dan seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa depan bisa
cerdas dan hemat dalam penggunaaan listrik.
6. Saluran
Ventilasi rumah yang cukup
Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk
kerumah, maka yang Anda lakukan selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran
ventilasi di rumah. Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dan memberikan
kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk kerumah Anda, maka jangan lupa
Anda menanam pohon di pekarangan rumah Anda.
7. Jangan
tebang pohon sembarangan (ilegal loging)
Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh
masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun berapa hektar lahan
hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak terhitung lagi
kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak bertanggung
jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk
tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal
loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat negara. Jadi para perlaku
dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon yang di jalanan
banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan baik, apatah lagi
di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan sembarangan. Kampanye
tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak
penebangan pohon sembaranga harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan
bersama, jangan hanya karena kepentingan seelompok orang, membuat masalah bagi
bangsa dan negara.
Sumber :
Komentar
oh ya, jangan lupa mampir di web kami ya untuk persewaan alat pesta di http://bintangjaya.co.id